Kamis, 30 Oktober 2008

SEKILAS SILSILAH KETURUNAN BABA 3 ULU PALEMBANG

Sekilas Sejarah turunan dari Raja Cina bangsanya Si Suan, berputra 3 orang dan bersahabat dengan susuhunan Palembang.
Kapitan Bela, pengusaha tanah Bangka dan wafat di Bangka, sebagai TIKU atau pembantu susuhunan Palembang. la meninggalkan seorang putra bemama YU CIN atau saudagar KUTJING, Tiku Susunan Palembang beristerikan dengan misannya NONA BESAR binti A Sing Minal Muslimin.
Kapitan A Sing Minal Muslimin, teku susuhunan Palembang, wafat di Palembang dikebumikan di negeri Cina is meninggalkan seorang putri bersuamikan dengan saudagar KU TJING.
KAPITAN Bungsu, putra ketiga dan Raja Cina bernama Kong Suan, bergelar Tua Pe Kong Suan, wafat selagi bujang karena tenggelam kapalnya (Hijuk/kapal layar yang besar) di pulau KEMARO serta tongkangnya (Wangkang/kapal layar kecil). Pulau Kemaro ini tempatnya agak jauh dari kota Palembang serta terletak ditengah-tengah sungai MUST serta tempat ini juga banyak dikunjungi orang untuk melihat dan dekat makam anak Raja-raja dari Cina, tempat ini juga dijadikan tempat wisata bahari (wisata air) dalam rangka menyambut VISIT MUSI 2008.
Baba Yu Cin bergelar Pengeran Saudagar Ku Tjing, serta menjabat sebagai Tiku atau Teku (setingkat menteri) Susuhunan Palembang isterinya bernama Nona Besak putranya bemama Baba Muhammad Najib.
Baba Muhammad Najib, menteri Susuhunan Sultan Ahmad Najamuddin, bergelar Ki Demang Jayosepuh Wiroguno, salah seorang cucunya bernama Nyayu BETET, isteri Sunan Lemabang, cucunya yang lain Nona Rohaya Nyai Pengeran Noto Dinato. Baba Muhammad Najib mempunyai seorang putera bemama Baba Abdul Khalik.
Baba Abdul Khalik, menteri Mahmud Badaruddin bergelar Ki Demang Wirolaksano, saudaranya yang lain Baba Abdul Jalil Ki Ranggo Laksano Jaya, saudara yang lainnya Nyai Ranggo Slu, isteri ki Ranggo Wirosentiko Sungai Goren salah seorang putera Baba Muhamm d
Baba Muh ad Najib dilahirkan tanggal 9 Sya'ban 1223 H (1808 M) pada hari
c‘
Najib. kt--
jum'at pukul 5 sore. ___usia 7 tahun )ayandanya Baba Abdul Khalik,, coati syahid ditangan
Sultan Ahmad Najamuddin Pengeran Rata, larena_beliatt--berpilmk-leepaela-SultanY-Badaruddia,r
tahun 1835 diangkat menjadi pegawai pemerintahan Kesultanan yang bekerja sama
engan pihak omande Van Den Gouverneur General ad interim Van Nederlandssch Indie. Dengan gelar Ki Demang Jayalaksana, bersama ipamya Kiyai Kemas Haji Muhammad azhari bin Kemas Haji Abdullah (Syekh Muhammad Alfalimbany) menyelenggarakan kegiatan cetak mencetak kitab agama Islam dan mencetak Al Qur'an diatas impitan batu dengan khot Syekh • Muhammad Al Falimbany, diperbanyak oleh Kiagus Muhammad Arief bin Demang Wiroteruno Muhammad Zen dibawah pengawasan Ibrahim bin Husein Sohib Naguer dari Singapura, murid tuan Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi Malaka. Kegiatan selesai tahun 1848 tepatnya hari senin 21 Ramadhan 1264 H atau 21 Agustus 1848, atau 16 Misrol 1564 Qibt, atau 9 Aab 2159 Rumy atau 24 Sependarmah 1217 Ferisy, yang dicetak sebanyak 105 buah Al Qur'an dikerjakan di daerah Palembang tepat di 3 Ulu dikimpung Demang Jayalaksonno Muhammad Najib bin Almarhum Demang Wirolalcsono Abdul Khalik. Pada tanggal 7 Jumadil Akhir 1268 H hari ahad pukul 4 lewat 15 menit pada sore hari beliau wafat dalam usia 45 tahun dan meninggalkan putra • bernama Baba Haji Balkiya dan Baba Mas'ud / Baba Su'ud. Baba Muhammad Najib mempunyai adik yang beraama Baba Abudullah bin Demang Abdul Khalik (1818-1888), pada tahun 1838 is banyak mengarang sebuah Risalah Tasawuf.

Baba Haji Balkiya berangkat haji dengan kapal layar bersama isterinya bernama Nyimas Nalifah binti Kemas Haji Muhammad Tohir 4 Ulu Laut Sungai Semajid (sekarang menjadi Lorong Firma H. Akil).
Baba Su'ud / Baba Mas'ud ikut menenggelamkan kapal pesiar Belanda di Muara Sungai Ogan Palembang, isterinya R.A. Hana binti Raden Ranggo Astro Manggala. Baba Azhari bin Baba H. Balkia
Baba Muhammad Amin Azhari / Kiai Cek Ming 3 Ulu Taut lorong Jayalaksana Palembang.
Baba Drs. Abdul Azim Amin. M. HUM (turut membantu menyusun Buku ini).
Silsilah ini disusun dari data otentik bertuliskan arab Melayu, sebagian peninggalan Baba Haji Balkiya dari catatan kitab Dalaitul Khirat cetakan tahun 1848. dan Risalah Tasawuf tahun 1838.

Sumber :
(100% disadur dari Buku/Tulisan Mang "U" Ir. Kgs. Oedjang Oemar, MT. Dosen di Palembang dan Candidat Doktor di UNJ)

ASAL MUASAL SILSILAH KIAGUS DI PALEMBANG

oleh KMC. Marzuki Rahman AI-Haj

Cerita ini penulis terima buat pertama kalinya, dari nara sumber MASAGUS ABDUL HALIM, seorang Purnawirawan PELTU TNI-AD dan anggota Veteran Pejuang Republik Indonesia dan seorang pengamat sejarah Palembang, pada tahun 1985, dirumahnya di 17 Ilir Mesjid Lamo Palembang. Kemudian sedikit Informasi tambahan dari perantau Palembang yang sudah turun temurun berada di KOTA AGUNG LAMPUNG (sekarang Tanggamus) Al¬Ustazz KIAGUS HAJI HASANUDDIN, seorang pesiunan guru Agama Islam, yang informasi dan al-Ustaz ini penulis peroleh pada tahun 1989 ketika penulis SOWAN dirumahnya di kelurahan Sinar Madang Kecamatan Kota Agung Lampung. Kemudian cerita kedua orang sesepuh Wong Palembang tersebut, bare penulis merasa picas dan yakin, ketika pada tahun 1992, ananda yang tercinta KIAGUS MUHAMMAD WAJDI, diakhir hayatnya, pernah SOWAN langsung ke Negeri leluhur kita yaitu DEMAK Bintaro dan sempat ziarah ke makam makam Sultan Demak, berbicara secara langsung dan tidak langsung dengan juru kuncen Mesjid Agung Demak dan secara menyakinkan, sang juru kuncen mengatakan, bahwa anda (maksudnya ananda Farid) adalah salah seorang dan keturunan Keraton Demak, dan memang benar Wong-wong Palembang yang berdarah Kiagus dan Kemas adalah keturunan Keraton Demak. Bahkan Sang Juru Kuncen yang sekaligus Ketua DKM Mesjid Agung Demak mengatakan bahwa anda adalah zuriat yang ke.11. dari Pengeran Fathullah.
Apa yang penulis terima dan 3 oarng nara sumber yang tersebut diatas pantas kita syulcuri, karena dia termasuk sebagian dati nikmat-nikmat yang diberikan. Allah kepada kita sekarang ini melalui ke 3 mendiang almarhum tersebut, semoga Allah s.w.t selalu memberikan pengampunan dan tempat yang terindah bagi ke 3 nara sumber kita itu dialam barzahnya, Amin, Amin, ya robbal alamin.
ASALNYA :
Kiagus asalnya KIBAGUS, singkatan dan Kiai Bagus, sebuah gelaran yang diberikan Sultan Demak pada seorang Ulama asal negeri Arab yang bernama ABDURROHMAN bin Pengeran FATHULLAH, sehingga is dipanggil Kiai Bagus Abdurrohman bin Pangeran FATHULLAH.
Setelah Kiai Bagus nikah dengan seorang salah seorang keluarga Keraton juga diberi gelaran BODROWONGSO (ada versi lain BONDOWONGSO) dan isteri Kiai Bagus dipanggil dengan sebuatan NYAI AYU, disingkat NYIAYU, dan di Palembang sering disebut dengan NYAYU. Kiai Bagus Abdur Rohman ini mempunyai seorang Kakak kandung yang juga berprofessi sebagai Al-Ustaz, yang bernama KIAIMAS ABDUL AZIZ bin Pengeran Fathullah, yang kelaknya keturunan Kiai Mas ini bergelar KIMAS dan di Palembang dikenal dengan initial KEMAS, isterinya bergelar Nyai Mas disingkat NYIMAS.
HIJRAII KE PALEMBANG
Pada waktu terjadi perebutan kekuasaan dilingkungan Kerajaan Demak dan perpecahan dengan Pajang, banyak priyayi-priyayi tanah Jawa ini tidak mau melibatkan diri, dan mereka memilih untuk HIJRAH ke PALEMBANG, tempat negeri leluhurnya RADEN FATAH dilahirkan dan dibesarkan dan memilih Palembang ini, karena dinilai tempatnya aman dan tenteram, dan jauh dad pusat perebutan kekuasaan.
Pada tahun 1547 (pertengahan abad 16), Pengeran Sedo Ing Lautan memi. rombongan Muhajirin, yang didalam rombongan ini terdapat Kiai Bagus Abdur Rohman dan Kakaknya Kiai Mas Abdul Aziz dan juga ikut isterinya Nyai Ayu membawak serta 5 orang

anak-anaknya. Di Palembang dimasa itu, ada satuh pemerintahan yang sekarang setingkat KABUPATEN ang dipimpin oleh seorang Adipatih yang diangkat oleh Sultan demak. Karena Pusat Kerajaan dalam keadaan kisruh dan tak menentu, maka atas permupakatan priyayi-priyayi dari tanah Jawa ini, ditingkatkanlah pemerintahan seberang lautan sebagai OTONOMI khusus yang mengatur diri sendiri, dan hubungan ke Jawa hanyalah bersifat simbolis belaka. Dibawah pimpinan seorang Adipatih yang berkuasa penuh dinegeri Palembang, pemerintahannya kayaknya seperti sebuah kerajaan, dengan struktur-struktumya seperti sebuah kerajaan.
Kiai Bagus Abdurrohman yang professinya sebagai Da' i, tetap ditugaskan sesuai dengan professinya, dan dapat kepercayaaan berdakwah dan meng-Islamkan masyarakat wilayah BANYU ASIN, khususnya dilingkungan MARGA TANJUNG LAGO. Menurut informasinya, Kiai Bagus Abdur Rohman selama di Palembang, dikaruniai Allah 4 orang anak lagi, dan anak yang keenam yang lahir di Palembang sesudah tahun 1547 itu bernama JAKFAR SHODIO yang sekaligus mewarisi ayanda nya MAI, BAGUS dalam missi dakwanya. Walaupun bertugas di Tanjung Lago, tapi Kiai Bagus dan anaknya Jakfar Shodiq ini tinggalnya di Kampung Sako Kenten, dipinggiran kota Palembang.
KETURUNANNYA :
- Berdasarkan penelitian dan mendengar cerita-cerita para sesepuh Wong KIAGUS di Palembang dan di Uluan, bahwa pada umumnya Wong-wong keturunan KIAGUS ini adalah berprofessi sebagai agamawan, rohaniawan dan bekerja di Kerajaan dibidang Kepenghuluan,. dan pada umumnya mereka-mereka ini dipanggil oleh masyarakat dengan sebutan Kiai, Al- Ustaz, Syekh, Khalifah dan ada juga yang bergelar Ngabehi.
Kiai Bagus Abdur Rohman wafat di Palembang dipengujung abad ke 16, dan dimakamkan di perkuburan Raja-raja Palembang di 1 Ilir Palembang. Diatas sudah dijelaskan, bahwa pada umumnya Wong-wong keturunan Kiagus ini sangat senang dengan Ke-Agamaan, walaupun mereka tidak disebut Kiai dan al-Ustaz, tapi paling tidak mereka jadi DONATUR untuk menunjang kegiatan-kegiatan keagamaaan ditempatnya berdomisili.
Hal ini kita kemukakan,bukan berarti kelompok-kelompok kurang senang dengan keagamaan, pada perinsifnya sama, sebagai seorang muslim, mereka-mereka itu semua cinta dengan keagamaan yang mereka anut.
Sebagai contoh, yang banyak dimasyarakat, terutama di Batanghari Sembilan dan sekitamya, yaitu dan silsilah yang menurunkan penulis.
1. Kiai Bagus Abdur Rohman bin Pengeran Fathullah, sudah jelas, selama lebih kurang 30 tahun berada ditengah-tengah lingkungan Keraton Demak, sebagai Guru Agama Islam.
2. Kiai Jakfar Shodiq, juga seorang guru agama, Dai disamping juga sebagai seorang pengusaha, guru silat, penggerak sosial dan pembina pertanian, yang type seperti ini bisa kita sebut ULAMA yang all round, serba bisa.
3. Kiai Ahmad, juga pewaris dan ayanda dan datuknya, bekerja dibidang keagamaan dalam linglcungan keraton Palembang baik dimasa Ke-Adipatihan, maupun dimasa ke Sultanan.
4. Kiagus Muhammad Nuruddin, juga seorang yang mengabdikan dirinya sebagai karyawan Departemen Kepenghuluan pada Keraton Kesultanan Palembang.
5. Kiagus Kuncit yang namanya tidak terditeksi, beliau adalah pendiri Kampung JENENG 2 Ulu, dan beliau mempunyai sebuah majelis Taklim yang banyak didatangi oleh Santri-santrinya baik yang tinggal di Palembang, maupun dam Uluan, diantara santrinya ada yang berasal dari LINTANG EMPAT LAWANG,
yaerajurung kemudian menjadi isterinya yang ke 3, yang dinikahinya, ketika beliau sudah berusia 60 tahunan. Sungai SINTEREN adalah saksi bisu, yang menjadi tempat tambatan perahu pada santri-santri yang berdatangan sehingga kemudian anak sungai Musi ini diberi nama SUNGAI SINTEREN sampai sekarang namanya masih diabadikan. Kiagus Kuncit yang kharismatik wafat pada tahun 1836 dikebumikan di Jambangan Talang Keranggo Palembang, dengan meninggalkan 4 orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan, satu diantaranya bernama Kiagus Muhammad Thosin pada usia 3 tahun ayandanya meninggal dunia.
6. Kiagus Kuncung alias Kiagus Abdur Rohman yang hidup selama 1801-1885, anak tertua Kiagus Kuncit, juga tercatat sebagai Figur yang hebat dan mempunyai macam kelebihan, sebagai seorang Perajurit dan seorang ulama.. Kemudian is menyebarkan missinya menjadi Da'i diwilayah ABUNG Lampung Utara, dan bahkan adiknya Kiagus Agustjik diutus untuk berdakwah di Bukit Kemuning, sedangkan adiknya yang lain Kiagus Kumbawa berdawah di Gunung Sugih Lampung Tengah.
7. Kiagus Haji Muhammad Thosin, putera bungsu Kiagus Kuncit ini, setelah menjadi • yatim ditinggal ayandanya, kemudian ikut Ibunya kembali ke Lintang Empat Lawang, beliau besar dan dididik di Lintang dan Nikah dengan gadis Lintang dan kemudian menunaikan ibadah Rukun Islam ke 5 •bersama keluarga dan berangkat dengan kapal laut dan Palembang.

(100 % disadur dari Tulisan/Buku yang tulis oleh Ir.Kgs.Oedjang Oemar, MT. Dosen di Palembang, Candidat Doktor di UNJ)

SILSILAH DATUK LENGGOK

Nama lengkapnya adalah Kiagus Haji Nanang Hasanuddin (1856-1923) bin Kiagus Muhammad Ajir bin Kiagus Maun bin Kiagus Haji Machmud bin Kiagus Haji Tohir bin Kiagus Ngabegi Ganjahnata. Lahir pada tahun 1856 di kampung 4 Ulu Laut Sungai Semajid sekarang menjadi Lorong Firma Haji Akil No. 159 RT.13 RW 04 Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang, rumah ini sudah dua kali mengalami perbaikan dan tempat tersebut ditungguhi oleh AB Nungtjik alias Kak. BO.
Pada usia 21 tahun beliau menikah dengan misannya sendiri Nyayu Maleha alias Nyayu Ningdep binti Kiagus Haji Rauf bin Kiagus Haji Abdurrahman bin Kiagus Haji Latif, dimana Nyayu Maleha masih berusia 14 tahun dengan mas kawinnya 60 ringgit. Wakil akad tolcah oleh Kiagus H. Rozali pada tanggal 21 Zulhijjah 1295 H, kira-kira pada tahun 1878 H.
Datuk Lenggok sejak umur kira-kira 2 tahun telah menjadi yatim kemudian dipelihara oleh Wandanya Kiagus M. Toha yang berprofesi sebagai ketib (khotib penghulu) dan beliau tidak mempunyai saudara.
Dimasa hidupnya kerajaan Palembang Darussalam yang barn saja dikalahkan oleh Belanda didalam suatu peperangan yang panjang yang diakhiri dengan dibuangnya Sultan Mahmud Badaruddin II pada tahun 1821 ke Ternate pemerintahan Hindia Belanda lxrupaya untuk membangun terutama perdagangan dan menggali pontensi :alam Sumatera Selatan yang kaya dengan bahan gall= pertambangan dan pertanian serta kehutanan yang memberi kesempatan kepada Datuk Lenggok yang masih muda belia ini untuk berkiprah didunia perdagangan.
Didalam waktu singkat beliau menjadi seorang usahawan yang berhasil terutama didalam mengembangkan alur perdagangan melewati sungai yang membentang di Sumatera Selatan. Dengan kongsinya untuk mengembangkan usahanya beliau menggerakkan Kapal Ruda Lambung (Hekwhiller) secara rutin melayari anak-anak sungai Musi, diantarnya Sungai Lematang, Sungai Rawas dan Sungai Kelinggi. Dari Palembang kapal itu mengangkut bahan bangunan dan bahan pangan, sedangkan dan huluan mengangkut hasil perkebunan dan kehutanan.
Dengan kejelian beliau membangun pangkalan kapal Roda Lambung di Muara Enim yang bernama Tanjung Periuk dekat jembatan gantung sekarang ini, yang membuat Kota Muara Enim menjadi ramai. Apalagi pada saat itu Pemerintahan Hindia Belanda barn zrembangun jalur kereta Api yang berakhir dikota Muara Enim yang berawal dari Kertapati, lehingga alur sungai menjadi altematif yang kompetitip bagi dunia perdagangan.
Selain atas inisiatif beliau pula mengusulkan kepada pengusaha Belanda pada saat itu iComelir) untuk membangun sebuah pelabuhan kapal sungai disebuah lokasi agak lebih ke'hilir dan Muara Beliti yaitu dengan sebutan Muara Kelinggi. Usul itu beliau sampaikan kepada pengusaha berdasarkan pengalaman praktis beliau dari tata geografis sangatlah netazuntungkan untuk pelabuhan kapal sungai akan dapat membuat kota itu menjadi ramai dan berkembang secara pontensial.
Pemerintah Hidia Belanda semangkin mengembangkan dunia usaha perdagangannya maka dilanjutkan pula membangun jalan kereta api dari Muara Enim Ke Lubuk Linggau, iengan dibukanya jalur kereta api tersebut secara otomatis perekonomian maju pesat yang meiewati jalur darat sampai sekarang kota tersebut menjadi ramai bahkan sekarang ini kota —but menjadi penghubung Tran Sumatera kota tersebut lebih terkenal dengan sebutan KOTA ADMINISTRATIP LUBUK LINGGAU.

Dengan kejelian beliau Datuk Nang Lenggok secara cepat pula mengembangkan usahanya dikota Lubuk Linggau yang berjarak 70 KM dari kota Muara Kelinggi, sampai sekarang ini keluarga dari Datuk Nang Lenggok menyebar dibeberapa tempat diantara sampai ke Muara Rupit diantara anak Datuk Nang Lenggok yang tinggal di Muara Rupit yaitu dan Isteri ke enam yang bernama Nyayu Ningcek (1914 yang bersuamikan dengan Kiagus Nangyu, Nyayu Ningcek pekerjaannya sebagai dukun beranak, sedangkan suaminya bekerja sebagai nakok para dan mendapat 3 anak yaitu : Nyayu Cek Elok, Nyayu Halimah dan Kiagus M. Toha (sekarang ini pekerjaannya sebagai Masinis Kereta Api dan tinggalnya di Kota Lahat).
Mengingat Datuk Nang Lenggok sebagai pengusaha muda yang tampan dan berhasil wajar saja kalau beliau pada masa hidupnya banyak yang menyenanginya termasuk wanita¬wanita cantik, sehingga ia memeiliki enam orang istri yang tentunya sesuai dengan syariat Islam istri tersebut tidak melebih dan empat pada suatu masa, namun ia beristri tersebut terlebih dahulu isteri yang pertamanya meninggal dunia dan seterusnya, pada prinsip ia beristeri tidak melebihi dari empat isteri.

(100 % disadur dari Tulisan/Buku Mang "U" (Ir. Kgs.Oejang Oemar, M.Sc. Dosen di Palembang dan Candidat Doktor di UNJ )

Kamis, 23 Oktober 2008

Asal Usul Datuk Lenggok

ASAL USUL NENEK DAN DATUK LENGGOK

PENGANTAR

Mengangkat kisah nama ayah nenek dan datuk dan seorang yang telah lama meninggal (1856-1932), sedang data tertulis tidak lengkap terpaksalah digunakan methoda asumsi dan dikaitkan dengan sejarah dimana dia masih hidup.

Asumsi yang umumnya disepakati tentang peralihan satu generasi kegenerasi berikutnya adalah 25 tahun. Kerena itu dengan mempergunakan asumsi itu dikaitkan dengan sejarah kerajaan Palembang Darussalam maka diperkirakan masa dari kehidupan dari ayah, nenek Berta kakek dan datuk sebagai berikut :

1. Kiagus Haji Nanang Hasanuddin ( Alias Haji Nanang Lenggok )
Hidup dari tahun 1856 –1932
Ayahnya bernama

2. Kiagus Muhammad Ajir.
Hidup diperkirakan pada awal pemerintahan Hindia Belanda dan akhir dari Kerajaan Palembang Darussalam yaitu tahun 1825. • •
Ayahnya bernama

3. Kiagus Haji Maun
Hidup diperkirakan diakhir pemerintahan Sultan Muhammad Bahauddin (1776-1803) dan dimasn pemerintahan lanjutannya yaitu Sultan Mahmud Badaruddin II (1803 1821) Ayahnya bemama :

4. Kiagus Haji Mahmud
Hidup diperkirakan pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Bahauddin Jayowikrama (1757 – 1776).
Ayahnya bernama

5. Kiagus Haji Muhammad Tohir.
Hidup diperkirakan pada masa pemerintahan Sultan Agung Komaruddin Sri Teruno (1714-1724).

6. Ayahnya bernama :
NGABEHI GAJAHNATA.
Hidup diperkirakan pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Mansur Jayo Ing Lago (1706 – 1714) atau diakhir pemerintahan Sultan Susuhunan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Syaidul Iman ( 1659 – 1759 ).

bersambung...

(100% disadur dari tulisan/buku di ditulis/kompilasi oleh Mang "U" / Ir.Kgs. Oejang Oemar, M.Sc.. Dosen di Palembang / Candidate Doktor di UNJ..

Minggu, 27 April 2008

Silsilah Zuriatnya Datuk Nanang Lenggok

Inisiatif pembuatan blog silsilah zuriat (keturunan) Datuk Nanang Lenggok, dilatar belakangi bahwa penulis berkeinginan membantu (sharing) dengan Wak/ Bibik /Mamang / Yai / Nyai, dan berbagai pihak yang telah berhasil membuat Buku - Ringkasan Singkat tentang silsilah zuriatnya Datuk Nanang Lengok, yang kalo tidak salah telah melahirkan Keturuan ke 5 atau ke 6

Maka sesuai dengan kemajuan zaman, Buku tersebut akan penulis coba kembangkan dengan membuatnya dalam bentuk blog...agar kiranaya dapat secara aktif di ketahui oleh para keturunannaya maupun segala pihak yang berkeinginan mengatuhui tentang zuriat-zuriat...keturunan wong pelembang.

Meskipun penulis sangat merasakan bahwa pengetahuan komputer maupun internet/ blog..di dunia maya sangatlah terbatas...tapi mudah-mudahan dengan semangat tinggi dan bantuan segala pihak cita-cita penulis ini...dapat terwujud...semoga Allah SWT mengabulkan keinginan baik dan mulia ini.